Home » » SAAT CINTA MULAI PUDAR

SAAT CINTA MULAI PUDAR

Written By Unknown on Selasa, 29 Oktober 2013 | 13.41

Bus Jurusan kota pahlawan melaju dengan kencangnya, di tengah para penumpang dengan berbagai pose melawan pengapnya suasana bus, disitulah ada aku dengan wajah mendungku yang lebih memilih memejamkan mata, walau sebenarnya rasa kantuk itu tak ada, Entah apa yang ku rasakan hari ini, disatu sisi aku bahagia bisa membuat orang tuaku bangga aku diterima kuliah di luar kota dengan jalur beasiswa, namun disisi lain hatiku tersiksa, karena ku harus meninggalkan semua kenangan-kenangan kebersamaanku dengan orang- orang yang aku sayangi.

Ku tak tau sanggupkah aku menghadapi ganasnya kehidupan kota? Dan mampukah aku untuk membuka lembaran baru disana.. “Lupakan semua urusan Cinta, Jaga nama baik keluarga dan almamatermu” itulah salah satu pesen mereka yang ku ingat.

Setelah menempuh kurang lebih lima jam perjalanan akhirnya aku sampai di kota tujuan, sejenak menikmati suasana kampus baruku dan langsung menuju tempat kost. Suasananya cukup menyenangkan, orang-orangnya juga cukup ramah, namun karena memang dari awal hatiku sudah nggak srek…aku hanya menghabiskan waktuku dengan menangis, melamun, dan murung…. Itulah keseharianku di tempat ini.
***

Tiga hari menjalani OSPEK benar-benar membuatku lelah, namun cukup berkesan, apalagi ketika mendengar salah satu Seniornya teriak tepat di telingaku, keringat dingin mulai bercucuran, saking kagetnya, spontan ku angkat wajah yang sudah sedari tadi tertunduk ketakutan itu, eh….Ternyata kakak kelasku dulu waktu di ma’had [1], ya… seseorang yang dimataku hanya seorang pendiam, sekarang bisa menjadi ganas, apalagi dia berteriak tepat ditelingaku. Ingin rasanya ku ngakak sekeras-kerasnya. Namun ku lebih memilih diam, biasalah MABA [2] model kayak aku kan masih takut-takutnya pada senior.
Baru saat malam inagurasi, dengan senyum khasnya ia berani menyapaku “Selamat Datang di Kota Surabaya” ia menjabat tanganku “Dasar … senyum kakak mahal banget tau 3 hari kemarin” ucapku manyun “itukan waktu OSPEK, sekarang kan udah selesai??? Dimaafin ya…” jawabnya innocent.
***

Awalnya sih sudah berniat ngelupain masa lalu, namun aku tak pernah bisa, bahkan semua masalaluku hadir kembali di saat yang hampir bersamaan, yang pertama dari nomer baru yang ternyata adalah cinta pertamaku di eS-De dulu, pake acara ngajak jadian lagi… Gila!!! Ya jelaslah ku nggak mau, meskipun dia cinta pertamaku atau lebih tepat disebut sebagai ‘Cinta monyet’ ku, aku hanya bisa nganggep dia kakak. Untungnya dia juga nggak banyak komen.
Kedua, Mas Fandi, cowok Pisces yang selama ini ku anggap kakak, sekaligus orang yang paling membuatku berat meninggalkan kota kecilku, meskipun statusnya saat ini tak lebih dari seorang “Best Brother” bagiku, setiap minggu dia pasti sempetin waktu untuk menelponku, nggak tau dech berapa pulsa yang dia abisin, meskipun isinya hanya bertengkar, rukun lagi, bertengkar, rukun lagi, tetep aja nggak berubah sama seperti dulu ketika kita masih sering ketemu, sayangnya di setiap ia telpon tak pernah sedikitpun ia ngasih aku motivasi belajar, padahal ku ingin banget dapat support darinya.
Ada lagi Ipoenk, sejak ku tolak beberapa tahun yang lalu, ku kira cowok Aquarius ini akan membenciku, dan nggak mau kenal aku lagi, eh… ternyata dia yang selalu jadi penengah saat ku ada masalah dengan Mas Fandi. Dia yang selalu mensupportku untuk belajar. Bersyukur atas semua yang telah ku dapatkan, Bahkan saat ini kita malah jadi teman curhat.
Ipoenk sempat pacaran, tapi sekarang sudah putus. Ia menceritakan kepadaku tentang kisah seorang temannya yang mengalami nasib yang sama seperti yang pernah kita alami, ia meminta pendapatku. Ipoenk juga cerita kalau sekarang ia jatuh cinta pada seorang cewek, dan lagi-lagi ia meminta pendapatku, nggak tau kenapa ada perasaan aneh di hatiku, sakit banget rasanya, sepertinya ku tak rela jika dia harus memilih orang lain, padahal dia bukan apa-apa ku, bahkan ku sudah pernah menyakiti hatinya.

Namun segera ku yakinkan diriku bahwa dia bukanlah milikku, dan aku nggak punya hak melarang Ipoenk jatuh cinta pada siapapun, ku beri dukungan dia untuk berani menyatakan semua perasaannya pada tu cewek, “Optimis donk kamu bakal diterima, lagian dulu kamu berani nembak aku, kenapa nembak cewek lain kamu nggak berani?” dengan gaya sok rela ku katakan itu, bahkan ku berani nyomblangin dia, dia sudah banyak membantuku ketika ada masalah dengan Mas Fandi, so sekarang giliran aku yang harus membantunya dapetin kebahagiaannya.
“Tapi aku takut Ran, aku takut ditolak lagi, aku nggak mau kejadian yang dulu-dulu terulang lagi, ku udah bosan ditolak terus” ucapnya dengan nada melas, aku jadi ngrasa bersalah, pasti dulu dia sakit banget waktu ku tolak. “Udahlah Ipoenk, nggak usah mikirin masa lalu githu… yang penting sekarang kamu harus yakin bahwa kamu diterima, Key!!”nasehatku “Makasih Ran, kamu emang temanku yang paling baik”
***

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam terus berputar berganti hari, tak terasa sudah hampir 2 bulan aku berada di tempat ini, namun tetap saja aku tak bisa ngilangin keminderanku, berbaur dengan para mahasiswa yang notabene lulusan terbaik, sedangkan aku??? Hanya seorang ‘ratu tidur’, yang ijazah UAN aja nggak sepi dari angka 6. Hanya saja ketika ku ingat keluargaku, orang-orang yang aku sayangi, yang tak henti-hentinya mendo’akanku, semangat itu kembali muncul dan meyakinkan diriku bahwa ku pasti bisa!! dan aku harus bisa!!
Ujian Tengah Semester sudah di depan mata, belajarpun harus ku tingkatkan, tapi request [3]-an malam pun tak bisa ku tinggalkan, karena hanya dengan cara itulah aku bisa bangun malam untuk bersimpuh menghadap yang Kuasa.
***

22 November 2009
Malam ini tak biasanya ku terlelap lebih awal, phonecellku bergetar, spontan ku terbangun, ternyata Ipoenk call, jam dinding kamarku menunjukkan pukul 00.05 WIB, ku angkat telponnya dan rasa kantuk itupun hilang seketika, hampir dua jam kita request-an, betapa kagetnya diriku, karena ternyata cewek yang ia maksud dalam setiap ceritanya itu adalah aku, Ya…KIRAN…. aku bingung, bener-bener bingung, apakah aku siap dengan kata ‘jadian’? Siapkah aku pacaran? Namun, di sisi lain aku tak mungkin menolaknya, aku tak ingin mengecewakannya untuk yang kedua kali, ku rasa sudah cukup pengorbananku selama ini, membohongi hatiku sendiri hanya demi seorang sahabat yang sangat mencintainya, lagi pula tetap saja mereka tak bersatu, karena Ipoenk sama sekali tak meresponnya, selama ini aku yang selalu memberikan Ipoenk semangat dan meyakinkan dirinya bahwa ia pasti diterima, lalu apakah aku akan menghancurkan keyakinan itu begitu saja?
“Maaf Poenk, aku butuh waktu, beri aku waktu untuk berfikir, tiga hari aja” Pintaku. “Nggak bisa Ran, aku udah nggak mau nunggu lagi, aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kali, aku butuh jawabanmu sekarang juga” Ku tetep merengek untuk minta waktu, tapi tetap saja dia ngotot “Kiran please, aku hanya butuh jawaban YA atau NGGAK, dan aku ingin kamu jawab pertanyaanku sekarang juga”. Lama ku terdiam, “Woi ketiduran ya…” teriaknya mengagetkanku “Emm.. enggak kok” “Ya udah, tunggu apa lagi, jawab sekarang donk… apapun jawaban kamu, aku sudah siap kok” kata-katanya kali ini penuh harap.
Ku hela nafas panjang dan…….. “YA” itulah jawabanku. Ku dengar nada kegembiraan darinya “Eits… tunggu dulu, tapi aku punya satu permintaan yang mungkin cukup berat untuk kamu” “Apa?” tanyanya penasaran. “Aku masih tetap bisa nganggep mas Fandi kakak kan?” “Ooo… soal itu, nggak masalah kok” jawabnya. “Makasih atas pengertian kamu” Jawabku “ makasih juga Ran, aku janji akan setia sama kamu, sekalipun kita terpisah oleh jarak” “So.. mulai detik ini kita resmi jadian” Kebahagiaan itupun tak bisa ku sembunyikan lagi, di saat semua insan terlarut dalam mimpi indah mereka. Kini kita berduapun menikmati kebahagiaan itu “Ya udah.. sekarang kamu istirahat dulu ya sayank, besok kan kamu harus kuliah, Assalamu’alaikum…” ini pertama kalinya ia panggil aku dengan sebutan ‘Sayank’ “Kamu juga.. Wa’alaikum salam” tut...tut...tut...Telponpun terputus… ‘Saling percaya’ itulah komitmen hubungan kita “Terima kasih ya Allah, hari ini Engkau telah mengembalikan sesuatu yang dulu sempat hilang dariku”
Ku langkahkan kaki untuk mengambil air wudlu’. Ku bersimpuh menghadap Ilahi, air mata rasa syukur pun tak bisa ku bendung lagi. Ku hanya berharap hubungan ini bisa berjalan baik, dan yang pasti bukan membuat kuliahku hancur, melainkan sebagai motifasiku untuk lebih semangat menjalani hari-hariku.
***

Pagi ini tanpa sungkan ku beritahu kabar bahagia ini pada Mas Fandi, dia hanya bisa mendo’akan agar hubungan kita bisa langgeng. Amiiin… Namun tak tau kenapa aku merasakan ada yang nggak enak dengan nada bicaranya, tapi sudahlah, aku nggak mau terlalu memusingkan hal itu. Lagipula saat ini hubungan kita hanya sebatas kakak adik. aku sekarang sudah punya Ipoenk, orang yang sangat aku sayangi, aku akan berusaha untuk setia, biarlah Mas Fandi bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.
Masa awal pacaran, memang saat-saat paling indah, sms lebih dari 3x sehari, hanya sekedar bertanya gimana kabar? lagi ngapain? dah maem belom? Emang sih kadang cukup membosankan, namun ketika sehari aja kata-kata itu nggak ada, rasanya dah beda banget…
Kalau aku boleh jujur, aku jauh lebih bahagia saat menjadi sahabatnya, saat dia bilang padaku, akulah cewek terdekatnya, saat itu aku begitu bebas bercerita, mengutarakan semua apa yang ku rasakan, baik tentang perasaanku ke dia, tentang mas Fandi, maupun tentang keseharianku dikampus. Itulah yang tak bisa ku lakukan saat aku telah menjadi pacarnya saat ini, sedikit sedikit cemburu,,, cemburu,,, dan cemburu,,,yang ada, bahkan dia udah jarang memberiku masukan dan nasehat-nasehat penyejuk hati. Tapi apakah aku harus menyesal? aku tak ingin putus dari Ipoenk, karena konsekwensinya adalah aku tak boleh mengenalnya lagi. Aku bingung, aku tak mau itu terjadi, aku ingin Ipoenk yang dulu kembali. Tuhan tolong aku....
***

Hari-hari selanjutnya tak seindah yang aku bayangkan, hatiku mulai bimbang karena sikap mas Fandi berubah semenjak ku jadian ma Ipoenk, ditambah lagi kecemburuan Ipoenk yang makin tak beralasan, bukankah dia sendiri yang menerima persyaratanku untuk bisa menerima kalau aku tetap jadi adiknya mas Fandi?
Akhirnya ku putuskan “Ya udah kalau emang kamu belum bisa percaya ma aku, lebih baik nggak usah hubungi aku dulu, sampai kamu bisa percaya aku sepenuhnya” Sejak saat itu phonecellku jadi sepi, sepi banget, tak ada lagi sms untuk sekedar tanya kabar dan lainnya. Parahnya lagi aku dengar dari teman-temanku, kita berdua putus, dan akulah yang mutusin dia, padahal tak pernah sekalipun aku mengikrarkan kata-kata itu, secara gitu… aku sudah terlanjur sayank banget padanya. Hubungan kita hanya bertahan lima minggu, kita resmi putus tepat di malam tahun baru 2009, setelah sebelumnya ku minta kejelasan atas hubungan kita.
Kehilangan dua orang yang ku sayangi sekaligus, Ipoenk dan mas Fandi. Sejak kejadian itu ku bener-bener nge-Drop. Ujian Akhir Semester sudah di depan mata, namun konsentrasi belajarku masih pecah. Untunglah aku masih punya seorang sahabat yang masih siap mendengarkan semua keluh kesahku, meski dia tak bisa menyembuhkan lukaku, paling nggak dia bisa memberiku sedikit semangat untuk bangkit. “Ya Allah.. izinkan aku bisa lalui semua ini dengan Ikhlash, aku tak mau UAS ku hancur hanya karena masalah ini”
Dua minggu ku lalui Ujianku dengan hati yang masih hancur. tak heran jika IP yang ku dapatkan hanya pas-pasan, Tapi syukurlah bukan IP terendah.
***

Ku putuskan menghabiskan liburan panjangku di luar kota, aku memang bener-bener meminimalisir waktu pulangku saat ini, ku masih belum sanggup untuk bertemu dia. sekaligus aku juga ingin me-refresh otakku setelah melalui masa-masa sulit UAS.
Hari-hari yang cukup menyenangkan, bertemu dengan teman-teman baru, menambah pengalaman, keliling menikmati keindahan alam, dan tak lupa berwisata kuliner ke setiap warung untuk mencari makanan yang paling enak dan tak menguras kantong, suasana disini membuatku sedikit melupakan kesedihanku.
***

13 Pebruari 2010
“I Love U” sms itu muncul di layar phonecellku “Dafi, apa Maksudnya?” balasku, dia malah mengirim sms yang sama. Aku bener-bener ingin marah, aku tak mengerti, yang jelas aku tak ingin semua ini terjadi, aku tolak dia mentah-mentah, satu alasanku, aku hanya ingin mempertahankan persahabatan kita, persahabatan yang selama ini sudah terajut indah, aku tak mau persahabatanku ternodai dengan kata Cinta, lagipula aku masih trauma, aku bener-bener takut kehilangan sahabatku yang satu ini, sahabat yang baru sekali bertemu, namun sudah terasa begitu akrab, untukku saat ini ‘Persahabatan itu lebih indah dari pada Percintaan’
Dia tak lagi balas smsku, aku panik, aku call dia berkali-kali, namun tak juga diangkat, semalaman aku menangis hanya karena masalah ini, di tengah tangisku akhirnya dia balas juga “Tenang ja,Q lum mati kq” “Q bner2 minta 5af, Q nggak bs nrima kmu, cz q ingn perthnin pshbtn qt”balasku. Akhirnya aku bisa terlelap ,meski dengan mata yang masih sembab.
Keesokan harinya dia menelponku, betapa malunya diriku, saat ku tau ternyata dia hanya ngerjain aku untuk memperingati ‘Valentin Day’ esok hari,”huh dasar, bikin panik orang ja…” “Emang itu yang ku mau, he3x” jawabnya sambil cengengesan. Tapi tentunya ku mendapat hikmah besar dari kejadian itu, aku bisa membuktikan kalau aku bisa mempertahankan Persahabatan ku dengannya, aku hanya berharap dialah sahabat sejatiku.
***

Tak terasa masa aktifku di tempat ini udah habis, besok aku harus kembali menuju udara panas kota Pahlawan dan pastinya juga pulang kampung donk!! Ku dah kangen ma keluargaku, tak sabar rasanya ingin segera nyerocos menceritakan semuanya. So acara malam ini adalah packing- packing.
Di tengah asyik-asyiknya packing, tiba-tiba phonecellku berdering, Privat Number “Halo…Assalamu’alaikum. ini siapa ya?” ucapku pertama kali “Wa’alaikum salam, masak dah lupa sih ma aku?” jawabnya dari seberang, sepertinya ku kenal suara ini, suara yang begitu familiar di telingaku, suara Ipoenk, tapi nggak mungkin, dia nggak mungkin menelponku, bukannya dia sudah tak mau mengenalku lagi? “Jangan mimpi kamu Ran, Sadar!!!Sadar!!!” akupun berusaha bangun dari khayalanku. “Halo Kiran, kok diem sih, ku tau kamu pasti kaget kan ku telpon? Aku Ipoenk Ran, masak nggak inget sih?!?” “I….Ipoenk., Ipoenk mantanku??” “Iya aku Ipoenk” Suara diseberangkupun tampak meyakinkanku “Aku nggak mimpi kan?” ucapku sambil menepuk-nepuk pipiku “nggak kok kamu nggak mimpi, aku beneran Ipoenk..” “Bukannya Ipoenk udah nggak mau kenal aku lagi?” aku masih ragu “Ya udah kalau kamu nggak percaya, gimana kalau kita kenalan lagi? Namaku Briyan,,, Ipoenk Febriyan, Namamu siapa?” dia pun memperkenalkan diri, dan dari nada bicaranya yang khas inilah ku mulai yakin bahwa dia bener-bener Ipoenk, dan itu artinya aku tidak sedang bermimpi, “Namaku Kirana Maya Saputri” jawabku, Kami pun tertawa bareng… lucu kaleee kenalan ma orang yang sudah kenal, apalagi mantan. Tak dapat sembunyikan kebahagiaanku, tanpa terasa air bening ini mulai mengalir dari sudut mataku… “Ya udah kapan-kapan aja ku telpon lagi, lagi ada kejaan nich.. Assalamu’alaikum…” “Wa’alaikum salam” jawabku senang. Telponpun terputus.
”Dari siapa sih Ran, kok kamu sampai nangis githu?” Tanya temen-temen kamarku “Ada dech… yang jelas malam ini ku bahagiaaaaa banget” jawabku seraya menghapus air mataku. Akupun melanjutkan acara Packingku yang sempat tertunda. “Thank’s God, anugerah-MU begitu indah malam ini”
Pagi harinya ada banjir air mata di tempat kostku, ya… detik-detik perpisahan besama temen-temen, jadi terharu,,,,
***

3 jam perjalanan, akhirnya aku bersama teman-teman yang lain tiba di Surabaya dan tampaknya mataku sudah tak mau lagi berkompromi, selepas menunaikan ritual sholat Isya’, aku langsung terlelap sampai pagi… dan Cayoooo!!! Pulang kampung.......
Tak ada yang berubah dengan suasana rumah ini, tetap sama seperti saat ku meninggalkannya 6 bulan yang lalu,,, tapi yang jelas tambah rame, ada aku, kakak dan adikku, kebetulan liburan kita bareng, so..kita bisa saling bertukar cerita deh…. Tentang adikku dengan teman-teman barunya di MTs, kakakku dengan suasana kampusnya, dan aku dengan berjuta cerita yang ada, kadang aku ngrasa mereka bosan dengan semua ceritaku, yang dari dulu itu-itu aja, nggak ganti personil, kalau nggak pertengkaranku dengan mas Fandi, tentang Ipoenk, kalau nggak githu, tentang kebiasaan ngantukku yang masih belum bisa ku ilangin meski udah duduk di bangku kuliah, Ya beginilah Kiran, belum bisa berubah, walau sudah jadi mahasiswa, tetep aja kekanak-kanakan.
Liburan semester sudah berakhir, itu artinya ku harus kembali menjalani hari-hariku dikampus, andai waktu bisa terhenti, aku masih males banget berhadapan dengan pelajaran-pelajaran kuliahku, ingin ku lebih lama disini, menikmati kebersamaan dengan keluargaku, tapi sayang waktu terus berjalan dan mau nggak mau aku tetep harus balik ke Surabaya hari ini juga.
***

Sesuai dengan janjinya saat itu, Ipoenk kembali menghubungiku, sms aku seperti biasa, kita mulai akrab lagi, setelah meluruskan kesalahfahaman diantara kita, kita sepakat balikan, dan aku sih ingin kita balikan tepat dihari Ultahku, tapi dia nggak setuju, rasanya terlalu lama, so 2 minggu sebelum Ultahku kita resmi balikan. Tentunya lebih serius dari yang kemarin, yang pasti kebahagiaaan itu kini telah kembali,, Dia janji akan menemuiku disini, tapi bagiku kemungkinan itu sangat kecil, mengingat jarak antara kita terlalu jauh.
Namun malam ini semuanya terbukti, di hari kelima jadian kita, ia kesini menemuiku, ya… malam ini aku tidak sedang bermimpi. Ku cubit pergelangan tangan ini, untuk meyakinkan bahwa ini bukan mimpi, ternyata ini nyata, sosok yang ada dihadapanku saat ini benar-benar Ipoenk, pujaan hatiku.
Sambil menikmati nasi goreng, sepiring berdua, kami melepas rindu, untuk pertama kalinya aku bertemu dirinya dengan status baru, ‘pacar’, tak pernah ku sangka cowok yang namanya telah dua tahun bersarang dihatiku ini menjadi pacarku untuk yang kedua kali. Suasana romantis itu semakin terasa saat ia ‘nyuapin’ aku, yang jelas malam ini aku bisa bermanja-manja ria, meluapkan kerinduan yang dari dulu hanya bisa ku ungkap lewat suara dan bait-bait kata.
Sebenarnya aku masih ingin lebih lama bersamanya, namun tampaknya waktu tak dapat berkompromi, 5 menit lagi pintu asramaku tutup, aku harus segera pulang, ia mengantarku sampai ke ujung gang, ku kecup punggung tangannya sebagai tanda perpisahan, berat rasanya melepas genggaman itu, tapi apa boleh buat, kita harus berpisah, tak terukir kebahagiaanku malam ini. Sungguh malam Jum’at yang indah.
***

Satu minggu kemudian....
Lagi-lagi ada batu sandungan dalam hubungan kita. “Q dh tahu smua, trxta Q hx djadiin plampiasan za,q kcw m qm” tak tahu ada angin apa, tiba-tiba sms itu muncul di layar phonecell ku. Apa salahku? Kenapa harus seperti ini lagi? aku sudah berusaha menjauh dari mas Fandi hanya demi dia, tapi kenapa ia belum juga percaya akan ketulusanku? Ku hubungi phonecell nya berulang kali, di reject, sms tak terbalas, berusaha menjelaskan kepadanya dengan berbagai cara,menghubungi teman-temannya untuk mengorek informasi, tapi tak ada yang tahu, dan hasilnya NIHIL, Ipoenk tetep marah.
Besok hari Ultahku, namun sampai detik inipun tak ada kabar darinya, sejak kejadian itu ha-pe ku sepi tanpa suara, akankah kata “Putus” jadi kado Ultahku kali ini? Ku hanya bisa berharap hal itu tak terjadi.Akupun terlelap dengan air mata yang masih menggenang.
***

16 Mei 2009
Tepat jam 12 malam phonecell ku berdering, dengan rasa kantuk yang masih merasuk ku angkat telpon itu “HAPPY BIRTH DAY Sayank” terdengar suara dari seberang sana, Ipoenk, ya.. itu suara Ipoenk, “Aku nggak mimpi kan?”akupun menepuk-nepuk pipiku,“Ini beneran Ipoenkku kan?”ku berusaha meyakinkan “Iya, ini aku sayank, Met Ultah Sayank, maafin aku yach...kamu pasti bingung dengan smsku kemarin, nggak usah dipikirin, itu hanya rencana kita untuk ngerjain kamu kok sayank, hehehe” terdengar tawa puas dari seberang sana “Ih… rese’ banget sih…aku kan takut banget sayank…aku takut kehilangan kamu” “Ya maaf, ku cuma ingin ngasih kejutan aja untuk Ultah kamu” “Tapi temen-temen kamu?” tanyaku “Kan biar makin seru, kalau mereka bongkar duluan nggak surprise donk?” aku benar-benar terharu, malam ini aku sangat bahagia, tak terasa air mata mulai membasahi pipiku, inilah Ultah pertama ku punya pacar, dan dialah orang pertama yang merayakannya untukku. Ku bisa bernafas lega karena batu sandungan itu hanya sebuah sandiwara “Emm... kadonya nyusul ya Sayank… nunggu kita ketemu, Okey!!” lanjutnya, “Emang mau dikasih kado apa?” tanyaku penasaran, “Rahasia donk!!!hehe”, kurang lebih 3 jam kita lepas kangen setelah beberapa hari ia nyuekin aku, rasanya malam ini semuanya terbayar, “Thank’s God, ku harap di tahun ini ku bisa menjadi lebih baik dari tahun kemarin.Amin”
Keesokan harinya, ucapan Ultahpun, mulai berdatangan meramaikan phonecell ku, tak dapat ku pungkiri bahwa saat ini ku sangat bahagia.
Semester kedua ini adalah semester perjuangan bagiku, ku harus berjuang membuktikan pada semua orang bahwa cinta tak selamanya berdampak buruk, cinta bisa membuatku lebih baik, Ipoenk adalah semangat dalam hidupku. Dukungan yang selalu ia berikan untukku, 2 minggu ia sengaja tak menghubungiku agar ku bisa konsen menghadapi UAS sama sekali tak sia-sia, juga tak lepas dari ketulusan do’a keluargaku, akhirnya UAS ku semester ini berjalan lancar, IP ku naik menjadi 3,83 dari semester sebelumnya yang hanya 3,58. betapa bahagianya diriku.
***

Liburan Semester...
Inilah hari yang ku nanti, pertemuanku dengan sang pujaan hati, jangan heran jika ba’da shubuh aku langsung meluncur pulang.
Kurang lebih setengah jam ku menunggunya di tempat janjian kita, akhirnya Ipoenk muncul juga, dia meluncur dengan mio-nya membawaku ke tempat yang sangat sejuk, sambil menikmati panorama danau yang indah, kita berduapun melepas rindu yang selama ini terpendam, “Kado untuk ku mana?” tanyaku basa-basi. Diapun mulai merogoh sakunya “Aduh maaf sayank, kadonya ketinggalan, soalnya tadi aku terburu-buru, emm.. jangan marah ya?” tampak raut penyesalan di wajahnya “Ya nggak papa kok, bagiku bisa bersama denganmu saat ini merupakan kado terindah” iapun tersenyum simpul.
Inikah yang dinamakan pacaran? Duduk berdua, ngobrol dan sesekali kita tertawa bareng, beradu pandang… ya… hanya itu yang kita lakukan di tempat ini.
Namun pertemuan kita ‘Sad ending ’ ia marah hanya karena cincin yang masih tersemat di jari manisku ini, ya.. cincin kado ultah dari mas Fandi dua tahun lalu, emang aku salah? Cincin ini kan sudah sepenuhnya menjadi hak milikku, so mau ku pakai kek, mau ku lepas, itu samasekali nggak ada hubungannya dengan perasaanku ke mas Fandi “Antara aku dan mas Fandi udah nggak ada apa-apa, dia hanya masalaluku, yang ada dihatiku saat ini hanya kamu sayank, percaya donk ma aku?” namun ia tak mau mendengarkan sedikitpun penjelasan dariku. Ipoenk melajukan mio-nya sangat kencang, spontan ke peluk erat dirinya sambil memejamkan mata, sepanjang perjalanan dia hanya diam membisu, ku lepas cincin itu “ini kan yang kamu mau?” ucapku, namun tetep aja dia membisu. Setelah menurunkanku, tanpa sempat ku berkata sepatah katapun, dia langsung melesat pergi.
Untung aja kesalahfahaman ini tidak berlangsung lama, hanya dua hari, Alhamdulillah kita bisa baikan lagi.
***

Hari ini ada acara pernikahan temanku, tadi sih berangkatnya bareng ma teman-teman, tapi pulangnya kita terpencar. Sudah dua jam aku menunggu, namun belum juga aku di jemput ayah, alternatif terakhir, ku minta Ipoenk untuk mengantarku pulang, dalam hitungan menit kini ia sudah berada di hadapanku.
Sebelum pulang, ia membawaku ke sebuah tempat yang pemandangannya tak kalah indah dari yang kemarin, kali ini ia menyuruhku memejamkan mata, ia merogoh saku, dan tak lama menyematkan sesuatu di leherku, “Sekarang boleh buka mata, tereeettt”, sebuah kalung berbandul hati kini tersemat indah di leherku, ku tak mampu berkata-kata selain “Makasih sayank, kalung ini indah” “Apalagi yang pake’ cewek semanis kamu” timpalnya “Hmmm... mulai deh gombalnya” iapun tergelak. Menjelang sore, ia pun mengantarku pulang. Sampai rumah, ku persilahkan ia duduk, akupun menuju dapur untuk membuatkan teh hangat untuknya, karena matahari sudah enggan menampakkan dirinya, Ipoenkpun pamit pulang.
***

Waktu terus berjalan, Semakin hari hubungan kita bisa dibilang semakin mesra, ku tak kaku lagi memanggil dia ‘sayank’, awalnya hanya dalam sms, selanjutnya di setiap request, kita juga punya ciri khas dalam smsan, ya kata ‘peian’ untuk sapaan selain ‘sayank’, sampai akhirnya kita punya salam penutup sendiri untuk mengakhiri setiap request-an kita.

Beberapa bulan kemudian....
Rasanya baru kemarin aku merasakan kebahagian itu, namun ternyata tak berumur panjang, aku mulai mendengar kabar-kabar tak sedap tentang Ipoenk, kabar kedekatannya dengan seorang cewek yang tak lain adalah sang mantan. Pantas kan jika aku sangat cemburu? Ia pun demikian, tetap saja cemburu pada kakakku, hanya gara-gara cincin pemberian kakakku itu masih tersemat di jari manisku, padahal sudah sejauh mungkin aku menghindarinya, demi menjaga hati Ipoenk untukku.
Di tengah kecemburuan dan rasa takut kehilangan yang selalu menghantuiku, “Kiran ,tdi Ipoenk nganterin Imas pulang, tolong cek ada apa? Kuatir slingkuh” aku tak bisa lagi membendung air mata, ketika ku buka sms yang telah membuatku terbangun itu. Ternyata ini yang ingin ia katakan padaku beberapa jam yang lalu, ku masih ingat banget isi sms yang baru aja ku hapus itu, “Cayank,q pngn ngmng sesuatu m peian, tp q takut peian mrah. ” aku sempat tersenyum ketika ternyata dia hanya bilang ‘kangen’.
Aku tak tau mana yang harus aku percaya, yang jelas saat ini hatiku sakit banget, inilah saatnya kepercayaan kita diuji, aku sudah berusaha meminta penjelasan darinya, jawabannya ‘tidak, kabar itu tidak benar’, ku yakinkan diriku untuk lebih percaya Ipoenk dari pada gosip-gosip yang beredar itu. Karena aku sangat menyayanginya, dan aku nggak mau kehilangan dia lagi.
Semakin hari aku merasa hubungan kita semakin jauh, apalagi sekarang ia hanya mau menghubungiku satu kali dalam seminggu, saat malam minggu saja dengan alasan yang menurutku tak masuk akal, keraguanku semakin menjadi saat kalung itu tiba-tiba terputus begitu saja. ku merasa Ipoenk yang sekarang berbeda dengan Ipoenk yang dulu ku kenal, ia tak lagi pedulikanku, tak ada lagi perhatian itu, saat ini ia lebih sibuk dengan kegiatannya sendiri, apakah rasa cinta itu sudah mulai pudar?
Disaat yang bersamaan, mas Fandi hadir mengisi hari-hariku, dia datang menghibur dikala gundahku, melantunkan lagu kenangan kita dulu, aku sadar aku tak mungkin berpaling lagi padanya, tapi mengapa ia datang disaat-saat seperti ini? “Ya Allah ku bersimpuh di hadap-Mu, ku mohon dengan sangat jangan biarkan perasaan itu hadir lagi dihatiku, ku tak mau mengulang kesalahanku untuk yang kesekian kali, ku juga nggak mau mengkhianati Ipoenk, ku sudah terlanjur sayank banget ma Ipoenk, walau saat ini aku ngrasa semakin jauh darinya, ku mohon tunjukkan aku jalan yang terbaik. Amiin”
***

Suara takbir menggema diseluruh belahan dunia, ya… saat inilah seluruh umat Islam merayakan kemenangan, Idoel Fitri adalah hari yang ditunggu oleh semua orang, dimana seluruh keluarga berkumpul, bersilaturrahim kepada tetangga, tak lain juga dengan aku, menyenangkan berkumpul bersama seluruh keluargaku, namun rasanya tahun ini berbeda, tak ada lagi mas Fandi seperti Idoel Fitri tahun lalu, Ipoenkpun demikian, dia tak pernah mau kesini untuk sekedar menemuiku, hanya karena aku tak mau diajak jalan-jalan bersama teman-temannya yang lain yang masing-masing sudah berpasangan. bahkan sampai ku memohonpun untuk kedatangan ia kesini, tak sedikitpun ia abaikan.
Teman-teman adikku kesini, teman-teman kakakku juga, sedangkan aku? Tak ada satupun temanku yang kesini? ku jadi sedih…!(hiks…hiks…hiks…). Ku bener-bener kecewa, waktuku libur ku hanya tinggal beberapa hari lagi, dan kali ini ku hanya bisa bermimpi, berdo’a dan berharap Engkau antarkan dia dengan cintaMU ya…ALLAH….
Akhirnya ku putuskan untuk menelpon mas Fandi, memintanya datang kesini, esok harinya dia benar-benar datang, ya diatas semua kekecewaanku mengharap kehadiran Ipoenk, dia datang seorang diri, aku sempat memintanya untuk mengajak Ipoenk kesini, tapi Ipoenknya yang nggak mau.
Sifat manjaku kambuh, hati kecilku yang sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri, membuatku berani merebut cincin yang melingkar di jarinya, tanpa sadar ku genggam erat tangannya, enggan rasanya ku lepas, namun akhirnya ku tersadar, Genggaman itupun ku lepas. aku masih punya Ipoenk, aku masih punya Ipoenk, perasaan ini nggak boleh ada lagi, ingat Kiran kamu masih punya Ipoenk!!! Ya ini tak boleh terjadi, aku nggak boleh mengkhianati Ipoenk, mas Fandi hanyalah seorang kakak bagiku, Ipoenk adalah satu-satunya orang yang ada dihatiku saat ini dan selamanya. Tak lama kemudian iapun pamit pulang. Andai Ipoenk yang kesini?? Pasti aku akan lebih bahagia.
Di saat aku sudah mulai berhenti berharap, akhirnya Ipoenk datang juga, dalam keadaan basah kuyup ia mengetuk pintu rumahku, hujan deras mengguyur bumiku saat ini, dia pasti kedinginan, hanya demi aku, hujanpun ia terjang, … ku jadi terharu… hanya secangkir the hangat yang menemani kita berdua disini. Dan yang pasti kemesraan itu ada, lebih dari manjaku pada mas Fandi waktu itu. walau hanya sebentar kita bersama, karena dia harus terburu-buru menjemput adiknya sekolah. Aku seneng banget,,,, rasanya kemarahan dan kekecewaanku dihari-hari kemarin hilang gitu aja..
***

Liburanpun telah usai, ku harus kembali ke bangku kuliahku. Hari-hari ku dengan Ipoenkpun kembali damai, kita berusaha untuk lebih saling mengerti, tapi saat aku mulai bisa meyakinkan Ipoenk tentang posisi mas Fandi yang hanya sebagai kakak di hatiku… ”Askum de’ jk smsku hx akn mmbuat km khilangn sgalax, lbih baik Qt nggak sh da kmuniksi lgy ws, Q ikhlas kq” Ya Allah… apakah aku harus kehilangan mas Fandi lagi? Padahal baru kemarin ku ngrasa kembali menjadi adeknya. “yws tp jgn prnh lupa m temenmu yg pling imoet ni y…” balasku berat hati. jujur aku sedih banget
***

Malam ini ku kesepian banget, mau telpon mas Fandi, dia udah melarangku, mau telpon Ipoenk belum malam minggu, perjanjian kita kan tetep, hanya boleh request-an malam minggu aja. Tapi,,, hatiku sama sekali tak bisa tenang, apalagi setelah mimpi burukku semalam, ya… aku mimpi Ipoenk selingkuh di hadapanku, dia bilang kalau sebenarnya dia nggak pernah cinta ma aku, aku benar-benar takut,,, aku takut kehilangan dia lagi,,, akhirnya ku putuskan untuk sms dia “Kl Q kangenx sekarang, masa’ hrus nunggu 3 mlm lgy???” lama ku tunggu balasnya, akhirnya datang juga,,, malam ini kita jadi request-an. Tapi lagi-lagi ku harus kecewa, yang ngangkat malah mas Fandi, jujur aku nggak mau lagi terlalu berharap padanya, karena itu hanya membuat hatiku semakin hancur, dia sudah menegaskan kepadaku bahwa dari dulu sampai sekarang, dia tak punya perasaan apa-apa padaku. Ya… selama ini ku hanya terlalu GR, dengan perhatian yang ia berikan. Ku putuskan untuk mematikan hp dan menunggu beberapa saat. 10 menit kemudian ada mcall, langsung ja ku telpon balik, bener dia Ipoenk. Tapi bukan Ipoenk yang kemarin, karena Ipoenk yang malam ini samasekali tak perhatian ma aku, kayaknya dia lebih seneng lewati hari-harinya tanpa ada kabarku. bahkan tanya kabarku pun dia NGGAK . karena ku tak kuasa lagi untuk bicara, dia memilih menyuruhku menutup telpon, padahal aku hanya ingin mendengar langsung darinya kalau dia ‘kangen’ ma aku, parahnya lagi dia malah melarangku pulang liburan Idoel Adha ini, kecurigaanku semakin menjadi, aku takut mimpiku waktu itu benar-benar terjadi, ya… aku mimpi dia selingkuh, ku pilih untuk mengakhiri request-anku, jawab salamnyapun ku sudah nggak mood. Tak kuasa menahan semua ini derai air mataku mengalir begitu deras. Meski sudah ku paksakan untuk menutup mata ini.
Ku merengek agar ku di izinin pulang, akhirnya dia memperbolehkanku, dan aku juga meminta dia untuk sekalian menjemputku. Mata kuliah terakhir tak bisa di lobby, terpaksa ku pulang setelah dhuhur, yang penting hari ini aku harus pulang, dia udah janji menjemputku, aku tak ingin semua rencanaku batal begitu saja, sekalian aku akan membuktikan semua kegundahanku, ku ingin tahu, masih adakah getaran cinta itu?
Langit mendung, air hujan rasanya sudah tak sabar ingin mengguyur bumi… dalam bis ku hanya berdo’a semoga hujan tidak mengguyur kotaku sebelum aku sampai, ditengah perjalanan Hp ku berdering “Assalamu’alaikum cayank, peian dah nyampek mana?” Suara Ipoenk dari seberang “Aku masih di jalan, insyaAllah 2 jam lagi nyampek, jadi kan jemput aku?” “Jadi donk! ya udah, entar kalau udah nyampek sms ya?” “Yupz!”jawabku singkat “Ya udah peian hati-hati dijalan, wassalam ” “Wa’alaikum salam” telponpun terputus.
Jam 5 sore aku sudah sampai di Minak Koncar, tapi dia belum juga datang, hampir setengah jam ku menunggu, akhirnya dia datang juga, tapi apa yang terjadi??? aku sama sekali tak merasakan getaran cinta itu lagi saat memandangnya, dia pun sepertinya sama, tak ada ekspresi yang menunjukkan cinta atau kangen seperti ketika dia menjemputku beberapa bulan yang lalu, ketika kita baru jadian. Ada apa sebenarnya dengan perasaan kita? Apa benar cinta itu sudah mulai pudar? Apa arti dari semua ini???
Kini ku berdua dengannya, tapi hati ini masih terasa begitu jauh. Dia akan mengajakku pergi ba’da Isya’ nanti, Tapi ku ajak dia menemani buka puasaku, Keliling-keliling akhirnya kita sampai di sebuah lesehan, 2 porsi ayam kampung dan 2 gelas es jeruk terhidang dimeja kami, ku santap makanan itu tanpa semangat, mood makanku benar-benar sudah hilang, karena orang yang dihadapanku saat ini nampak begitu galak, ia tak memperhatikanku sedikitpun, padahal ku ingin dimanjanya, ku sengaja melakukan hal-hal aneh, untuk mendapat perhatiannya, sesekali ku coba menatap matanya, tapi gagal karena sejauh ini ku tak menemukan cahaya cinta dimatanya untukku (so’ tau gue). Dia malah membentakku, ku memancing dia untuk bicara, untuk sedikit memperhatikanku, tapi NIHIL…. Hatiku belum merasakan Cinta itu ada dalam dirinya, sampai akhirnya dia membeli rokok. ku bener-bener nggak habis fikir,,,dia pernah janji untuk tidak merokok di depanku, tapi nyatanya???? Tanpa pikir panjang ku beranjak dari tempat itu, ia nampak bingung dan marah, gimana tidak minuman yang belum ia sentuh samasekali itu sudah dirapikan oleh si penjual. Tanpa banyak bicara dia melajukan motornya, kita mampir untuk menunaikan sholat maghrib, tapi jangankan mau menjabat tangannya, ku langsung dibentak untuk langsung meninggalkannya. Perasaan tak enak itupun semakin merasukiku, kenapa pertemuan ini tak semanis yang ku harapkan????
Sesuai yang telah dijanjikan, malam ini kita tetep keluar, kita muter-muter jalan raya lebih dari 3x hanya karena kita masih berdebat tentang tempat yang akan kita singgahi, dia semakin marah. Akhirnya kita menemukan sebuah tempat yang menjadi pilihan terakhir kita. Ya Allah ku sungguh merasa berdosa, ditengah takbir kebesaran-MU menggema, kita malah berduaan ditempat ini, aku tak punya kesempatan untuk menatap matanya, lagi-lagi ku merasa masih sangat jauh darinya walau jarak kita saat ini sudah sangat dekat, masih belum bisa ku temukan getaran Cinta itu, akhirnya ku beranikan diri tuk bertanya”Bosankah peian padaku?” jawabannya ”Sering” Dia bosan dengan LDR (Long Distance Relationship) ini, mungkin dia tak sanggup jalani LDR ini, “Apa peian ingin kita putus?” “kalau ‘Ya’ kenapa, kalau ‘nggak kenapa?” diapun balik tanya, “Kalau ‘Ya’ peian boleh mutusin aku, ku nggak papa kok, asal peian bahagia kalau ‘NGGAK ya… ku akan seneng banget karena itu artinya peian masih bisa bertahan dengan LDR kita” jawabku. Dia salah faham atas pernyataanku kali ini, dia kira aku minta putus, itulah yang membuat ia marah. dan lebih parah lagi ketika ku tak bisa mengabulkan permintaannya untuk membuktikan cintaku, “Apakah hanya ini bukti Cinta itu? tak ada yang lain kah???” pertengkaran diantara kita tak dapat terhindarkan, emosinya memuncak, tanpa pikir panjang lagi dia mengajakku pulang “Pertemuan ini percuma bagiku, kita sudah lama tak bertemu, tapi peian malah membuatku kecewa” tuturnya, Dia melajukan Supra-x dengan begitu kencang dengan tetap membisu walau ku sudah berusaha untuk bicara, dia turunkan aku ditempat yang ku minta, dan tanpa kata-kata sedikitpun, tanpa pamit, tanpa menatapku, tanpa sempat ku mengucapkan sepatah kata, dia sudah menghilang dari hadapanku. “Ya Allah, ku harap ku tak salah mengambil langkah ini” mataku tak mampu terpejam, ku hanya menunggu Hp ku berdering, namun sampai larut malam tak ada dering hp tanda sms masuk, itu tandanya dia bener-bener marah padaku.
Ketika getaran cinta tak lagi ada
Saat itulah rasa cinta mulai pudar
Ketika cinta mulai pudar
Sirna lah sejuta harapan
***

Takbir menggema sejak dini hari, Q beranjak ke kamar mandi, mandi seraya mengambil air wudlu dan sholat shubuh, kemudian bersiap-siap untuk sholat ‘Idul Adha, Di masjid yang megah ini, ku tak melihatnya. Entah berada dimana ia saat ini. Sepulangnya dari sholat ‘Id, ku lirik hpku yang kini telah masih merana tanpa suara itu, artinya tak ada tanda-tanda sms dari Ipoenk.
Dengan wajah lusuh ku menyambut pagi ini, yang ada bibenakku saat ini , siapkah aku kehilangan Ipoenk??? Ku sudah berusaha menghubuginya berkali-kali, tapi tak pernah diangkat, di reject malah,,, ku putuskan untuk mengirim pesan “Q CAYANK M PEIAN. Q tunggu sampe peian mau 5finQ” akupun tertidur dalam kegundahanku malam ini.

Paginya aku bangun kesiangan, dan masih sempet-sempetnya aku memandangi layar hape-ku, ada satu pesan yang tak lain dari Ipoenk, “Cyank peian kmrin blng q mau ptusn peian ap tdk?jngn kwatir q msh brsha merubah cinta mnjd benci.untk mrbh it q bth wkt.lgian q gk hbs fikr qt jrng ktm skli ktm peian mngecwknq.emng bner bcra bs brbhng tp pngorbnan gk kn pernah bhng.ktx syang tp xtax…?ox tlng akhr2 in peian jngn smzq.biar q bsa mrbhx…” ternyata sudah dari jam 3 pagi tadi, tumben aku nggak terbangun…. Seharian hatiku hanya bisa menangis, benar dugaanku, dia salah faham atas kata-kataku waktu itu. Saat ini hubungan kami benar-benar sudah di ujung tanduk.
“Askum , af1 cyank q cm mau pamit za, makcih dh mau jemputQ, mneninQ maem,nganterin q kliling2,mski bg peian prtmuan tu PERCUMA,tp bs ktmu peian tu,dh brhrga bgt bgiQ,Satu hal yg prlu peian tau,meski q tak bs buktiin dg cra yg peian inginkn,q SYANK BGT m peian,,kl peian nggak prcya tx Hati kecil peian ws,Mgkin tu jwbn yg trbaik u peian,jka peian mci bs brthan dg hub ni,q mkch bgt,peian mci bs nrimaQ n xayangnQ,tp jk emg peian ingn smua ni brahir,q kn trima tu krn Q CYANK m peian,n nggak pngn peian trus trsiksa dg smua ni,yg pazty q kn sllu CYANK m peian,peian bleh PUTUSINq tp jgn prnh brsha BENCIq,u kskian kalix q akn trus mnta 5f m peian smpe’ peian mau 5finQ,oya q ingin apapun kputusan yg peian ambil nggak dtang dr EMOSI, tp dr HATI,n appun kputusan peian nanti,jngan lpa tuk ttep doain yg terbaik bgQ n peian dstiap sholat peian,mg peian Bahagia”itulah smsku sebelum ku balik ke Surabaya. Ku terus miscall nomor itu, berharap bisa mendengar suaranya sebelum aku balik, dan mungkin dia sangat terganggu dengan itu, dia mengangkat telponku, namun tak sepatah katapun ia bicara, “Tolong jgn g3 Q” itulah smsnya, hatiku semakin sakit, ku bagaikan orang stress yang ngomong sendiri tanpa ada \respon dari sebrang sana, setelah beberapa lama ku menyerah, ku tutup telponnya, ku sms dia lagi “Mg peian bahagia tanpaQ, stelah hub qt brhir q kn ttep SAYANK m peian,,,peian bleh PUTUSINq tp jgn BENCIq,izinkn q ttep bs XAYANGI peian,5f jk slma ni q nggak bs buat peian bhagia,mkch u smuax” Air mataku tak bisa keluar lagi entah karena sudah habis atau gimana, kini hanya hatiku yg menjerit.

Sepuluh hari berlalu, hatiku masih tetap gundah, aku menggantung dalam ketidak pastian, ku tak pernah berhasil menghubuginya lagi, alternatif terakhir ku minta tolong mas Fandi untuk bisa nyambungin telponku ke nomor Ipoenk. Pada akhirnya, ku mendapat kejelasan bahwa Ipoenk bener-bener mutusin aku, yach walau hanya lewat sms. “Ya udh cyank klu peian ingn pts qt pts aj.blmx mksh peian tlah mencntai q.dan q jg tau siapa sbnrx yg ad d ht qm?anggap aj qt gk kenal.smga bhgia” ku sempat kaget ketika dia masih menulis kata ‘Cyank’ disitu. tapi sayangnya aku minta tolong pada orang yang salah, ya…Ipoenk malah salah faham lagi atas hubunganku dengan mas Fandi, padahal baru kali ini ku menghubunginya, sejak Ipoenk ngelarang aku, itupun hanya minta tolong agar aku bisa mendengar suara Ipoenk.
“5af jk slm ni q px slah m peian n sring ngecewain peian, mlai saat ni nggak kn da lgy yg kn ngbuat peian kcw,pztyx krn dh tak da aq kn?mkch ats ksriusan peian xayanginq,mga peian jg sllu bhgia…CyankQ Ipoenk, Q hx pngn blng tu cz q nggak tau dlain wktu q msih diizinkn p nggak ngucpin kt2 itu..So anggp ja tu kt2 trahir stlh qt putus” itulah sms terakhirku hari itu.
Ku nggak tau kenapa rasa sayankku semakin besar saat dia sudah bilang kata ‘Putus’ padaku, ku merasa semakin tulus menyayanginya, tapi semua sudah terjadi, apakah aku harus menyesal?????
Ku tak percaya bahwa dengan semudah itu perasaan Ipoenk berubah padaku, ku minta dia untuk ngomong langsung, tapi dia bersikeras tak mau bicara denganku, ”Trserh peian.yg pntng q udah blng.lagian q gk mau kcewa yg k 2 x x” padahal aku hanya ingin memastikan, ku ingin mendengar dari nada suaranya.
Ketika ku pulang, ku sempat melihatnya, meski dari jauh, ku tunggu dia melihat ke arahku, tapi nggak tau kenapa ku malah mencoba lari ketika dia mulai melihat ke arahku, tanpa ada senyum sedikitpun. getaran cinta dihatiku memang masih ada, tapi apakah dia merasakan hal yang sama? Aku tak punya lagi kesempatan untuk melihatnya, karena dia selalu menghindar dari pandanganku, ku kecewa banget padanya, bertemu akupun dia tak berani, padahal aku hanya ingin dia mengatakan kata putus itu di hadapanku, berharap aku bisa menilai keseriusannya.
***

Dari hari kehari ku terus mendesak untuk mengungkapkan alasan Ipoenk mengakhiri hubungan ini, dia selalu bilang ‘biarkan waktu yang menjawab’. Apa sebenarnya di balik semua ini? ku tau aku harus terima kenyataan bahwa hubungan kita kini telah berakhir, tapi ku tak pernah bisa, bayangan kebersamaan kita, saat indah itu, tak pernah bisa lepas dari fikiranku, keinginanku untuk mendengar suara Ipoenk benar-benar menghancurkan fikiranku, ku lakukan berbagai cara untuk itu. Namun hasilnya ia masih tetep marah padaku. meski ku tak pernah menyerah. ku hanya ingin kita rukun, ku nggak ingin jadi musuhnya.
Mungkin dia sudah capek dengan sikapku, sampai akhirnya malam ini dia bisa mengungkap semuanya. Ya… dalam waktu sesingkat ini dia mampu mengungkap semua kesalahanku, mas Fandi menceritakan kejadian Idoel fitri lalu kepadanya, otomatis Ipoenk sangat marah padaku, aku berusaha menjelaskannya, namun kemarahan kali ini sudah memuncak, ia tak mau mendengar penjelasan apapun dariku, kata-kata kasar itu pun keluar darinya, mulai dari pembohong, pengkhianat, wanita peselingkuh dan semuanya, meski kata-kata itu hanya lewat sms, tapi hatiku benar-benar teriris, tak terasa air mata sudah membanjiri kedua pipiku, “ jngn bxk ngmng, renungi ja kslhn qm.”ku tak dapat berkata apa-apa lagi, ku maklumi semua kekecewaannya padaku, dan hanya bisa bilang ”mg peian dptin cwe’ yg baik, setia, sllu bhgiain peian n nggak prnh ngecewain peian.mkcih tas smuax,mulai saat ni q trima peian mutusQ, meski q mci brhrp peian mci bukain pntu 5af bwtQ,mg peian bhagia, n kl blh q ungkapin satu hal,jujur q mci CAYANK BGT m peian,tp mnkn in adl hkuman dr smua ksalahanQ m peian, wass…” akupun mulai bertekad melupakan Ipoenk, demi kebahagiaannya.
***

Pagi harinya Hpku berdering, ternyata dari mas Fandi, dia minta maaf, dia mengakui kalau dia yang mengatakan semuanya pada Ipoenk, hanya karena dia tak mau selalu menjadi kambing hitam, ia selalu menjadi tertuduh dalam setiap pertengkaran kita. Aku juga tak bisa berbuat apa-apa lagi, semuanya sudah terjadi, aku memaafkannya tapi aku minta agar dia tak lagi menghubungiku. Sebenarnya ku sadar ini bukan kesalahannya, tapi aku juga sadar, selama ini aku hanya pembawa masalah dalam kehidupannya, so biarlah aku menghadapi semua ini sendiri, biarkan dia tentram dengan kehidupannya sendiri.
Ternyata setelah kejadian itu, aku masih belum bisa menghilangkan Ipoenk dari benakku, aku malah di hantui rasa bersalah karena telah menyakitinya, apalagi setelah aku mendengar bahwa dia sakit, aku tak bisa menyembunyikan kekhawatiranku, aku ingat kejadian 3 tahun lalu, saat pertama kali aku menolaknya, Typus-nya kambuh, beberapa minggu ia tak bisa masuk sekolah, padahal UAN sudah di depan mata.
Aku terus berusaha menghubunginya, mengemis kata maaf darinya, hampir setiap hari aku mengirimkan kata maaf itu, berbagai cara telah aku lakukan untuk mendapatkan maaf darinya, tapi hasilnya tetap gagal. Dia tak pernah meresponnya, bahkan sekarang Hpnya sering nggak aktif. Mungkin dia telah lelah dengan sikapku.
***

Ipoenk mengajakku ke suatu tempat, dia memberi aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, ia memaafkanku, betapa bahagianya diriku saat ini, kita dapat bersatu kembali, kita berdua balikan. Saat itu juga aku terbangun, ya… sayang sekali semua itu hanyalah mimpi, ku lirik jam dikamarku yang masih menunjukkan angka 00.10 , ditengah malam ini aku kembali menetes air mataku, aku hanya berharap kata maaf itu bukan hanya ada dalam mimpiku, tapi juga ada dalam nyataku.

Urusan kuliahkupun terbengkalai, meski ku tau tugasku mulai menumpuk, UAS pun sudah di depan mata, tapi aku benar-benar nggak punya mood untuk mengerjakan apapun, konsentrasiku benar-benar pecah, sahabatku menyayangkan sikapku ini, dia mengingatkan akan tujuan utamaku belajar disini, kehilangan cinta bukan akhir dari segalanya, masih banyak yang harus ku fikirkan, ingat amanah orang tua, teman-temanku juga, mereka tak henti-hentinya mensupport aku untuk bangkit, bahkan nyuruh aku untuk pindah hati. Aku sadari semua itu, aku sudah berusaha melupakannya, aku juga sudah berusaha untuk tak memikirkannya, tak memikirkan cinta lagi, aku sudah berusaha konsen pada kuliahku, tapi aku belum bisa, bahkan aku sudah berusaha pindah hati, tapi tak ada satupun yang bisa membuat hatiku bergetar seperti saat aku bertemu Ipoenk.
***

Tak terasa tahun baru sudah tiba, gemuruh letusan kembang api terdengar dimana-mana, teringat 1 tahun lalu dimana kita resmi putus, tahun ini juga nggak berubah. Lagi-lagi ku miscall nomornya dan Alhamdulillah aktif, dia sempat mengangkat telponku, tapi bodohnya diriku, hanya setelah ada kata ‘Halo’ dari sebrang, ku malah menutupnya, padahal itu yang ku tunggu-tunggu dari dulu. Aku tak pernah lelah menghubunginya, entah dimana aku letakkan harga diriku, aku tak lagi peduli ia akan menganggapku cewek seperti apa? Yang ada dibenakku saat ini adalah mendapat maaf darinya, ya… hanya itu yang ku harapkan.
Aku sedikit lega karena usahaku juga tak sia-sia, doaku selama ini terjawab sudah, “Ada ap?ya udah klu qm maksa q m5fin tp jngn g3 q lg?cz q gk mau jath cnta ma qm yg k 2x xa” ya… pesan singkat yang ia kirimkan padaku ini, membuatku sangat bahagia, walau dengan syarat yang begitu berat untuk aku terima, tapi paling tidak ini sudah merupakan anugerah terindah bagiku. Sembah syukurku pada-Mu Ya Allah, akhrinya Engkau membukakan pintu hatinya untuk memaafkanku.
***

Liburan Semester III pun tiba, entah berapa IP ku semester ini, mungkin menurun drastis di bandingkan semester II dulu, selain mata kuliah yang semakin sulit, suasana hatiku semester ini lagi hancur.
Aku pulang dan kali ini aku tak ingin bertemu dengannya, aku nggak sanggup kalau harus melihatnya berpaling dariku. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, walau hanya sebentar saja, getaran itu masih ada dihatiku, itu tandanya rasa sayank itu masih ada untuknya, namun apakah kali ini dia merasakan hal yang sama dengan apa yang ku rasakan??? Aku tak tau,,, yang ku tau saat ini dia menjadi seorang pendiam, penampilannya semakin rapi, yang jelas ia terlihat lebih baik daripada ketika ia masih denganku. Syukurlah…

Ku berusaha bertanya kepada teman-temannya, dan berharap aku mendapatkan kabar tentang perasaan Ipoenk yang sebenarnya, dan inilah yang ku tau, dulu Ipoenk merasakan perubahan pada diriku, sama seperti ketika aku juga menilainya berubah, kita nggak sanggup jalani LDR ini, jaraklah kini yang menjadi alasan. Dan kenyataan terpahit yang harus ku dengar, dia udah berpaling, ya…. Ipoenk sudah punya kecondongan hati pada orang lain, ku nggak tau siapa? tapi paling tidak aku sudah bisa nebak. Jujur saat ini hatiku sakit banget, sangat terluka. harapan untuk bisa kembali rasanya sudah sirna, meski hati ini tak bisa lepas dari harapan itu. Ingin rasanya air mata ini membanjiri pipiku, tapi tak mungkin ku menangis disini. Ku biarkan hati ini terus menangis tanpa ada setetespun air mata.

Aku tau aku kalah jauh dibanding dirinya, dia lebih cantik, lebih pendiam, dia punya kemampuan lebih dalam beberapa hal , tapi satu hal yang aku tak mau kalah, meski aku tak pernah tau sebesar apa cintanya pada Ipoenk, aku yakin rasa sayankku pada Ipoenk jauh lebih besar, aku pun tak tau seberapa besar rasa sayank ini, padahal aku sudah tau bahwa dia sudah berpaling dariku, tapi kenapa rasa dihatiku tak kunjung hilang sampai saat ini???

Ya Allah …. bangunkan aku dari semua khayalan ini, aku tak ingin rasa sayank ini menyiksaku, jika memang aku masih berhak memilikinya, aku mohon kembalikan kebahagiaan itu untukku, tapi kalau memang dia sudah tak berhak lagi untuk ku miliki, ku mohon Ikhlashkan aku untuk bisa melepaskannya, mudahkan aku untuk melupakannya, sadarkan aku bahwa hidup ku masih panjang. Walau ku tak pernah tau sanggupkah aku melihatnya bersanding dengan orang lain.
“Akan tiba saatnya dimana aku harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena aku putus asa mencintainya, melainkan karena aku menyadari bahwa orang yang aku cintai akan lebih bahagia apabila aku melepasnya”
Meski masih terbesit setitik harapan di hatiku, bahwa suatu saat nanti, dia pasti kembali, ya… suatu saat nanti..

PROFIL PENULIS
Nama: Khoiriyatul MUkarromah
Alamat: Rt.03 Rw.01 Kedawung Krajan Kec. Padang Kab. Lumajang Jawa Timur
FB: Putri Huanzhu
Email: choyryahkaromah16@yahoo.com

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !